Friday, August 21, 2009

Kavafy, Ithaca dan the Zahir

Sudah baca buku the Zahir?
Di halaman awal buku itu ada terjemahan puisi berjudul Ithaca karya pujangga Yunani, Konstantin Petros Kavafy (sebagian menulis namanya dengan Cavafy).

Kavafy
Penyair ini lahir di Alexandria, Mesir dari keluarga kaya keturunan Yunani penganut Gereja Orthodox pada 29 April 1863. Pada umur 7 tahun, Kavafy sekeluarga pindah ke Liverpol, Inggris. Akan tetapi ketika usaha keluarganya bangkrut pada 1877 mereka terpaksa kembali ke Alexandria.

Ketika terjadi perang Anglo-Egyptian 1882, saat Inggris membombardir kota Alexandria, Kavafy pindah ke Konstantinople dan baru balik ke kota kelahirannya 3 tahun kemudian. Karya-karya awal Kavafy dia tulis sepanjang 1891-1904 dan hanya dikenal di kalangan terbatas.

Ithaca dan the Zahir
Pada 1911 ia menulis Ithaca yang terkenal. Terinspirasi dari perjalanan pulang Odyssey sesuai perang Troya menuju ke rumahnya Ithaca.

Mengapa Coelho menganggap puisi ini penting sebagai pengantar the Zahir?
Oleh karena the Zahir mengupas tentang obsesi, ketika Esther, istri tokoh utama dalam novel ini tiba-tiba menghilang di Paris. Sang tokoh utama terobsesi untuk mencari istrinya, akan tetapi bukan untuk kebahagiaan berdua, lebih kepada obsesi buta atau Zahir.

Ithaca bercerita tentang bagaimana perjalanan hidup ini layak dinikmati. Sementara the Zahir bertutur tentang bagaimana begitu seseorang mencapai ujung perjalanannya, semua menjadi monoton. Kemudian semua yang ada di dalam dirinya menjadi obsesi. Sehingga ia lupa untuk menikmati perjalanan hidup. Tokoh Esther melihat suaminya telah menjadi orang yang statis karena merasa telah mencapai semua yang diinginkan. Semua menjadi rutinitas belaka dan tidak ada lagi excitement, keriangan dan kejutan-kejutan.

The Zahir juga bicara tentang bagaimana menjadi jujur pada diri sendiri. Melihat diri sendiri apa adanya dan mengakuinya. Seperti dalam satu adegan ketika si tokoh utama mengajak orang yang ada di mejanya bicara terbuka tentang berapa uang yang mereka hasilkan dalam setahun.

Saya berpendapat bahwa The Zahir adalah sequel dari the Alchemist.
Jika dalam the Alchemist Coelho bercerita tentang pencarian mimpi kita lewat tokoh Santiago, maka dalam Zahir penulis ini bicara tentang setelah kita mencapai impian kita, What next?

No comments:

Post a Comment